Kita Tumbuh


Hai hai..., apakabar nih teman-teman? aku harap kalian dalam kondisi sehat dan masih memiliki senyum yang merekah ketika membaca tulisan ini. Tulisan sederhana ini penulis persembahkan untuk segenap orang yang bertanya, "kapan nulis lagi?" oke, sekarang adalah jawabannya. 

haha hihi.. haha hihi.. tau tau udah tahun 2022 ya, tak terasa sepertinya baru menjalani tahun baru 2021 tapi sekarang sudah berganti tahun baru lagi. Sepertinya baru kemarin ketemu sekarang udah rindu lagi, upss. ya, mungkin rindu akan lebih sering hadir untuk semua moment yang pernah dilalui di tahun 2021 kemarin.

Semua moment yang sudah kita lalui baik senang maupun sedih, pasti akan menjadi pengalaman untuk tahun tahun berikutnya. Pengalaman adalah guru terbaik, aku mengutip dari perkataan seorang filsuf dan orator yang dijuluki dengan sebutan Stoa Romawi yaitu, Cicero. Kalimat tersebut memiliki makna yang mendalam bahwa pengalaman adalah bekal yang sangat penting dalam hidup kita. 

Selain pengalaman, bekal yang tak kalah penting adalah ilmu. Imam Syafi'i pernah berkata "barangsiapa yang ingin sukses di dunia maka hendaklah dengan ilmu, dan barangsiapa ingin sukses di akhirat maka hendaklah dengan ilmu, dan barangsiapa yang ingin sukses pada keduanya (dunia dan akhirat) maka hendaklah dengan ilmu". Ada yang perlu kita ingat, ilmu itu dijemput bukan ditunggu, dan guru itu di dihampiri bukan menghampiri.

Ya, walaupun aku tahu itu sangat berat untuk sebagian generasi milenial terkhusus yang termasuk kaum rebahan dan kaum mageran seperti aku, hehe. Tentu kita perlu tenaga ekstra untuk melawan rasa malas ini, rasa ingin rebahan, rasa ingin scroll medsos terus menerus. Namun, "rasa" itu tidaklah salah, bahkan "rasa" itu bisa menjadi salah satu alasan untuk kita bergerak, misalnya rasa sakit, rasa kecewa dan mungkin rasa yang pernah ada, ehh...

Cara terbaik untuk melawan "rasa" adalah dengan "logika". Misalnya begini, jika kita malas, wajar dong kalau hasilnya tidak maksimal. Jika kita menunda pekerjaan maka wajar dong kalau selesainya juga belakangan. Nah, sampai sini paham kan? Apalagi kita sebagai anak muda seringkali di hadapkan dengan pilihan. 

Pilihan itu misalnya seperti ini, kita yang diwarnai atau kita yang mewarnai? kita yang dibentuk atau kita yang membentuk? dan biasanya kita sebagai anak muda lebih sering diwarnai dan dibentuk. it's oke! tapi, bukankah kita bisa memilih mau diwarnai dengan warna seperti apa, dan kita bisa memilih mau dibentuk dengan karakter seperti apa. jika lingkungan kita toxic people maka jangan salahkan jika kita juga termasuk golongan tersebut.

jadi, kita harus memperhatikan orang-orang disekitar kita. Ya, karena berada dilingkungan toxic people atau tidak itu juga termasuk pilihan kita. Tetaplah dijalanmu, dengarkan kata hatimu dan dengarkan dia ya, "dengarkan dia" yang berjudul Bersenyawa "Kita Tumbuh dan bersenyawa... mendekap dan mendekat dalam jiwa... sampai tua..." (dinyanyikan oleh sepasang suami istri yaitu Ayudia dan Ditto) 

Jangan pernah malas untuk belajar, teruslah bertumbuh dan berkembang dimanapun kamu berada saat ini. Karena belajar tidak hanya pada saat kita sekolah atau saat kuliah saja, Bahkan ketika sudah berumahtangga pun masih harus terus belajar bersama pasangan sampai tua, karena ketika kita berhenti bertumbuh saat itulah kita mati. 

Terimakasih sudah menjadi tempat untuk bertumbuh, terimakasih sudah menjadi teman belajar, terimakasih sudah menjadi bagian dari sebuah episode kehidupan. Dan terimakasih sudah membaca tulisan ini sampai akhir.

Penulis : Ambar Oktavia
Picture : Pixabay.com

2 Comments

  1. Kalau kata najwa shihab "jangan takut jatuh dan terantuk, sebab dengan terbentur kita akan terbentuk"

    Semangat bertumbuh ��

    ReplyDelete